Ini adalah Tempat Bersejarah Yang Sering Dikunjungi Oleh Jemaah Haji dan Umrah (Part 1)


1. Masjid Nabawi

Shalat di Masjid Nabawi nilainya sangat tinggi sebagaimana sabda Nabi SAW :
Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama 1000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya. (HR. Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim).

Sejarah Berdirinya
Waktu Rasulullah SAW masuk Madinah, kaum Anshar mengelu-elukan beliau serta menawarkan rumah untuk beristirahat. Namun Rasulullah SAW menjawab dengan bijaksana : “Biarkanlah unta ini jalan, karena ia diperintah Allah”. Setelah sampai di hadapan rumah Abu Ayyub Al Ansari, unta tersebut berhenti, kemudian beliau dipersilahkan oleh Abu Ayyub Al Ansari tinggal di rumahnya. Setelah beberapa bulan di rumah Abu Ayyub Al Ansari, Nabi mendirikan masjid di atas sebidang tanah yang sebagian milik As’ad bin Zurrah diserahkan sebagai wakaf. Sebagian lagi milik anak yatim Sahal dan Suhail anak Amir Bin Amarah dibawah asuhan Mu’adz bin Atrah, waktu membangun masjid Nabi meletakkan batu pertama selanjutnya kedua, ketiga, keempat dan kelima masing-masing oleh sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Kemudian dikerjakan dengan gotong royong sampai selesai. Pagarnya dari batu tanah (setinggi +/-  2m). Tiang-tiangnya dari batang kurma, atap dari pelepah daun kurma, halaman ditutup dengan batu-batu kecil, kiblat menghadap Baitul Maqdis, karena waktu itu perintah Allah untuk menghadap Ka’bah belum turun. Pintunya tiga buah yaitu pintu kanan, pintu kiri dan pintu belakang. Panjang masjid 70 hasta, lebar 60 hasta. Dengan demikian masjid itu sederhana sekali tanpa hiasan, tanpa tikar dan untuk penerangan waktu malam hari digunakan pelepah kurma yang kering dan dibakar. Masjid tersebut dibuat tahun ke 1 Hijriyah. Di sisi timur masjid dibangun tempat kediaman Nabi dan keluarganya yang kemudian jadi tempat pemakamannya.


Waktu Ziarah ke makam Rasul dan Raudhah
Masjid Nabawi berbeda dengan Masjidil Haram Makkah yang terbuka untuk jemaah selama 24 jam, karena Masjid Nabawi hanya dibuka pada jam 03.00 – 22.00 waktu Saudi Arabia, dan waktu untuk ziarah diatur sebagai berikut : Jamaah haji wanita dapat mengunjungi Raudhah dan ziarah ke makam Rasulullah pada pukul 07.00 s/d 10.00 dan pukul 13.30 s/d 15.00 waktu Saudi Arabia, tempatnya terpisah dengan laki-laki yang dibatasi dengan sekat yang dipasang khusus ketika wanita berziarah.

Tiang-tiang yang Bersejarah di Masjid Nabawi (Ustuwanah) :
Tiang/Ustuwanah Aisyah
Berada di tengah-tengah Raudhah sebelah barat makam Nabi. Nabi pernah mengimami shalat jamaah +/- 3 bulan di tempat ini setelah peralihan kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram Makkah.

Tiang Al Wufud
Dikenal juga dengan nama tiang Abi Lubabah dan tiang Attaubah karena sahabat tersebut pernah merasa berdosa sehubungan dengan kesalahan yang diperbuatnya dalam memberi hukum bagi Yahudi Bani Nadzir yang tertahan. Abi Lubabah datang ke tiang tersebut dan mengikat dirinya di tiang itu dan berjanji tidak akan melepaskan dirinya kecuali Allah telah menerima taubatnya. Keadaannya itu dipertahankan sampai turunnya ayat (An Nisa 65-67) yang menjelaskan bahwa taubatnya telah diterima dan Rasulullah sendiri yang datang melepaskannya.

Tiang Al Muhlakah
Dikatakan demikian karena Rasulullah suatu waktu melihat dahak/kotoran melekat di tiang itu, maka Rasulullah memerintahkan seorang sahabat untuk membersihkannya, dan sahabat bahkan memberikan minyak wangi pada tempat tersebut dengan minyak huluk. Dan Nabi merasa gembira karena perbuatan sahabat tersebut dan ini merupakan minyak wangi pertama (benda pertama yang diberi minyak wangi) di Masjid Nabawi.

Tiang As Sarir
Berada di tempat I’tikaf Nabi di sebelah timur Ustuwanah At Taubah, dinamakan demikian karena dahulu di sini ada tempat tidur Nabi terbuat dari anyaman daun kurma dan pelepahnya.

Tiang Al Haris / Al Muhris
Tiang ini terletak di sebelah utara tiang Attaubah, dinamakan tiang Al Haris atau tiang pelayan, karena Sayyidina Ali bin Abi Thalib selalu menanti panggilan Rasulullah dalam membantu kepentingan dan perintah Rasulullah di tiang ini, dengan itu pulalah tiang ini dikenal pula dengan nama tiang Ali bin Abi Thalib.


Mihrab
Masjid  Nabawi mula-mula tanpa Mihrab. Mihrab pertama dibangun tanggal 15 Sya’ban tahun ke 2 H setelah Rasulullah SAW menerima perintah memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis di Yerussalem ke Masjidil Haram Makkah. Mihrab yang sekarang ini, seluruhnya ada 5 buah, yaitu :
Mihrab Nabawi, di sebelah timur mimbar. Tempat ini mula-mula dipakai untuk imam waktu beliau memimpin shalat. Mihrab ini hadiah dari Al-Asyraf Qait Bey dari Mesir.
Mihrab Sulaiman di sebelah  kiri mimbar bentuknya sama dengan bentuk mihrab nabawi. Ini dibangun pada tahun 938 H merupakan hadiah dari Sultan bin Salim dari Turki.
Mihrab Usmany, terletak di tengah-tengah dinding arah kiblat yang sekarang digunakan imam memimpin shalat berjamaah.
Mihrab Tahajjud, di sebelah utara jendela makam Rasulullah. Bentuknya lebih kecil dari Mihrab Nabawi maupun Mihrab Sulaiman. Di tempat ini Rasulullah sering melakukan shalat Tahajjud, dan mihrab ini mengalami perubahan pada zaman Sultan Abdul Majid.
Mihrab Al Majidi, di sebelah utara Dakkatul Agawat, jaraknya lebih kurang 4 meter. Dakkatul Agawat itu tempatnya agak meninggi antara Mihrab Tahajjud dan Mihrab Al Majidi, panjangnya 12 m, dan tingginya 0,5 m. Di tempat ini dahulu tempat berkumpulnya fakir miskin ahlus sufah.

2. Makam Rasulullah SAW

Makam Nabi Muhammad SAW dahulu dinamakan Masqurah. Setelah masjid itu diperluas, makam ini termasuk di dalam bangunan masjid. Pada bangunan ini terdapat empat buah pintu :

Pintu sebelah kiblat dinamai pintu At Taubah.
Pintu sebelah timur dinamai pintu Fatimah.
Pintu sebelah utara dinamai pintu Tahajjud.
Pintu sebelah barat ke Raudhah (sudah ditutup).
Dalam ruangan ini terdapat 3 buah makam, yaitu makam Rasulullah SAW, Abu Bakar Assiddiq dan Umar Ibnul Khattab r.a.

3. Raudhah

Raudhah adalah suatu tempat di dalam Masjid Nabawi yang letaknya ditandai tiang-tiang putih, berada di antara rumah Nabi (sekarang makam Rasulullah SAW) sampai mimbar. Luas Raudhah dari arah timur ke barat sepanjang 22 m dan dari utara ke selatan 15 m. Raudhah adalah tempat yang makbul untuk berdo’a.
Sabda Rasulullah SAW :
“Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah (taman) di antara taman-taman surga.”  (Diriwayatkan 5 orang ahli hadits).

0 comments:

Post a Comment